MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL
INFLASI
Disusun Oleh :
Destya Dwi Rahmayanti
22213230
4EB28
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Inflasi di dunia
ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat
mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan
biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan
datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil
dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang
berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi
dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin
dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya
otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus
diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.
Permasalahan tersebut
menimbulkan reaksi para ahli ekonomi Islam modern, seperti Ahmad Hasan,
Hifzu Rab, dan ‘Umar Vadillo, yang menyerukan penerapan kembali mata uang dînâr dan dirham sebagai
jalan keluar penyelesaian kasus-kasus transaksi inflasioner di dunia ekonomi
modern. Mereka beralasan bahwa mata uang logam mulia dînâr dan dirham dapat
menjamin keamanan transaksi karena keduanya memberikan keseimbangan nilai
terhadap setiap komoditas yang ditransaksikan. Gagasan ini memberikan akses
terwujudnya ekonomi makro yang kuat dengan dukungan penuh mata uang yang
berbasis kekuatan riil materialnya. Terjadinya inflasi dapat mendistorsi
harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan masyarakat akan
terganggu, mendorong investasi yang keliru, dan menurunkan moral. Maka dari
itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama kebijakan moneter. Pengaruh
inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu
masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun
masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya
inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
inflasi ?
2. Apa saja macam-macam
inflasi ?
3. Apa saja teori-teori
inflasi ?
4. Apakah pengaruh
inflasi ?
5. Apa kebijakan dalam
mengatasi inflasi ?
Tujuan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami materi tentang inflasi. Dan dapat menjadi acuan untuk penulisan
makalah-makalah yang sejenis selanjutnya.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat
yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata
lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga
yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Selain
itu, inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapatkan
perhatian para pemikir ekonomi. Pengertian inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan
menaik yang teus menerus juga perlu diingat, karena kenaikan harga karena
musiman, menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan tidak
mempunyai pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi
2. Macam-macam Inflasi
Inflasi yang terjadi di
suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya.
Adapun pembagian inflasi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Tingkat
Keparahan atau Laju Inflasi
a. Inflasi ringan
Adalah
inflasi yang lajunya kurang dari 10 % setahun, sehingga inflasi ini tidak
begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga dengan inflasi yang
merayap dan tidak begitu mengganggu perekonomian secara nasional.
b. Inflasi sedang
Adalah
inflasi yang lajunya antara 10% - 30% setahun. Pada tingkatan ini
mulai dapat dirasakan naiknya harga-harga meski tidak begitu signifikan,
dan jika tidak segera diatasi akan menjadi inflasi berat.
c. Inflasi berat
Inflasi
yang lajunya berada pada batas antara 30% - 100% setahun. Pada
tingkat ini harga-harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit
dikendalikan. Indonesia pernah mengalami inflasi berat pada tahun 1998. Pada
waktu itu inflasi per Desember mencapai 77,63 %.
d. Hiperinflasi
Jenis
inflasi ini sangat dirasakan karena dapat terjadi secara besar-besaran dan jika
diukur berada di atas 100% setahun. Di Indonesia pada tahun 1966 pernah
mengalami inflasi sebesar 600%, hal ini disebab-kan pencetakan uang baru secara
besar-besaran untuk menutup defisit anggaran pada waktu itu.
2. Berdasarkan Penyebab Awal Inflasi
a. Demand Pull Inflation
Yaitu Inflasi yang
disebabkan karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Akibatnya adalah sesuai dengan
hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga
akan naik.
Jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan secara total oleh suatu perekonomian ditunjukkan oleh kurva AS,
mula-mula permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan tersebut
ditunjukkan oleh kurva permintaan AD, sehingga di pasar terjadi harga
keseimbangan awal (P1) dan jumlah keseimbangan awal (Q1). Karena kapasitas
perekonomian tidak mampu menghasilkan barang dan jasa melebihi penawaran awal
AS dan disisi lain permintaan meningkat menjadi AD’. Maka harga naik dari P1
menjadi P2. Kenaikan permintaan inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan
harga, sehingga menyebabkan terjadinya inflasi dari sisi permintaan. Kenaikan
permintaan ini dapat diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk maupun
semakin bertambahnya jenis dan kebutuhan masyarakat.
b. Cost Push Inflation
Inflasi yang disebabkan
turunnya produksi atau jasa yang ditawarkankarena naiknya biaya produksi
(naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai
kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh / menurun, kenaikan harga bahan baku
industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan
sebagainya).
Dalam kondisi normal, produksi
ditunjukkan oleh kurva penawaran (AS) dengan permintaan awal (AD). Keseimbangan
terjadi dititik E dengan harga keseimbangan P1 dan jumlah keseimbangan Q1.
Apabila terjadi penurunan jumlah produksi sehingga kurva penawarannya bergeser
ke kiri atas dari AS ke AS’. Kondisi ini mengakibatkan keseimbangan bergeser
dari E ke E’dan harga naik menjadi P2.
3. Berdasarkan Asal Inflasi
a. Domestic Inflation atau inflasi yang berasal
dari dalam negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri yang timbul misalnya
karena deficit anggaran belanja yabg dibiayai dengan pencetakan uang baru,
panen yang gagal dan sebagainya.
b. Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri.
Inflasi ini timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau
Negara-negara langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang-barang yang kita
impor mengakibatkan:
1. Secara langsung menaikkan indeks biaya hidup
karena sebagian dari barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari
impor.
2. Secara tidak langsung menaikan indeks harga
melalui kenaikan ongkos produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai
barang yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin yang harus di impor (cost
inflation).
3. Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan
harga di dalam negeri karena ada kemungkinan (tetapi ini tidak harus demikian)
kenaikan harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengelauaran pemerintah
atau swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand
Pull Inflation).
3. Teori-teori Inflasi
Secara garis besar ada 3
(tiga) kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah sebagai
berikut:
1. Teori Kuantitas
Teori kuantitas adalah teori
yang paling tua mengenai inflasi namun teori ini masih sangat berguna untuk
menerangkan proses inflasi di zaman modern ini, terutama di negara-negara yang
sedang berkembang. Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah
uang yang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga.
Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:
a. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada
penambahan volume uang yang beredar (uang kartal dan uang giral).
b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan
jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi masyarakat mengenai kenaikan
harga-harga dimasa mendatang.
2. Teori keynes
Teori Keynes mengenai inflasi
didasarkan atas teori makronya, teori ini menyoroti aspek lain dari
inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup
di luar batas kemampuan ekonominya. Pross infasi menurut pandangan ini, tidak
lain adalah proses perebutan bagian rizeki diantara kelompok-kelompok sosial
yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan oleh
masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi
keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah
barang-barang yang tersedia (inflatiory gap). Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula
proses inflasi berkelanjutan.
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah
teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika
Latin. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari
struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Teori strukturalis
adalah teori inflasi jangka panjang. Disebut teori inflasi jangka panjang
karena teori ini mencari factor-faktor jangka panjang manakah yang bisa
mengakibatkan inflasi? .Menurut teori ini, ada 2 ketegaran utama dalam
perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi.
a. Ketegaran yang pertama berupa
“ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh
secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. Kelambanan ini
disebabkan karena :
1. Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor
negara tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang
impor yang harus dibayar.
2. Supply atau produksi barang-barang ekspor yang
tidak responsive terhadap kenaikan harga (supply barang-barang ekspor yang
tidak elastis).
b. Ketegaran yang kedua berkaitan dengan
ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
Proses Inflasi yang timbul
karena dua ketegaran tersebut dalam praktek jelas tidak berdiri sendiri.
Umumnya kedua proses tersebut saling berkaitan dan sering kali memperkuat satu
sama lain.
4. Pengaruh Inflasi
1. Pengaruh
Terhadap Perekonomian
a. Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal
Spekulatif
Pada masa inflasi terdapat
kecenderungan diantara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi
yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang yang
berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif
b. Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi.
Untuk menghindari
kemlorosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan
menaikkan tingkat bunga keatas pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat
inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan meraka tentukan. Tingkat
bunga yang tinggi akan mengurangi kegairahan penanam modal untuk mengembangkan
sektor-sektor produktif.
c. Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan
Ekonomi dan Masa Depan.
Inflasi akan bertambah
cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan
menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat
diramalkan dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
d. Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran.
Inflasi menyebabkan harga
barang impor lebih murah dari pada barang yang dihasilkan di dalam negeri. Maka
pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat, tetapi
sebaliknya perkembangan ekspor akan bartambah lambat. Hal ini seterusnya akan
menimbulkan kemerosotan nilai mata uang. Dan kecenderungan ini akan memperburuk
keadaan neraca pembayaran.
2. Pengaruh Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Memperburuk Distribusi
Pendapatan
Dalam masalah inflasi nilai
harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami
kenaikan harga yang ada kalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri.
Keadaan tersebut lebih menguntungkan masyarakat yang berpendapatan tinggi
karena bisa menginvestasikan uangnya untuk harta tetap tersebut. Sebaliknya,
masyarakat yang berpendapatan rendah pendapatan riilnya akan merosot sebagai
akibat inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi
pendapatan.
b. Pendapatan Riil Merosot.
Sebagian tenaga kerja
disetiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap dalam masa inflasi
biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan
demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil
sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot
c. Nilai riil tabungan merosot.
Dalam perekonomian biasanya
masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposit dan tabungan di
institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat
inflasi. Juga pemegang uang tunai akan dirugikan karena kemerosotan nilai
riilnya.
5. Kebijakan Untuk Mengatasi
Inflasi
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah
kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang yang
beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral.
Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat
di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Kebijakan
Moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:[8]
a. Politik
Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga.
Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di
bank daripada menjalankan investasi.
b. Politik
Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan
menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan
uang akan tersedot dari masyarakat.
c. Politik
Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas,
diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
d. Pengawasan
kredit secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk memberikan kredit secara
selektif untuk membatasi uang yang beredar dimasyarakat.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah
kebijakan yang berhubungan dengan financial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat
dilakukan melalui instrument berikut ini:
a. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
(APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
Pemerintah tidak akan menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
b. Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan
pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian
pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang
masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang
menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif
tentunya berkurang.
KESIMPULAN
Inflasi merupakan kondisi
kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus. Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan harga dari waktu
ke waktu, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Salah satu angka indeks
yang dipakai untuk menghitung inflasi adalah angka indeks laspeyres.
Inflasi yang terjadi
digolongkan bermacam-macam berdasarkan penyebabnya: BerdasarkanTingkat
Keparahan atau Laju Inflasi (Inflasi ringan, Inflasi sedang, Inflasi berat, Hiperinflasi),
Berdasarkan penyebab awal inflasi (Demand Pull Inflation, Cost Push Inflation),
Berdasarkan asal inflasi (Domestic Inflation, Imported Inflation).
Ada 3 teori utama mengenai
inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa penyebab utama inflasi adalah
pertambanahn jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan
harga di masa mendatang. Teori Keynes: inflasi terjadi karenan masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan ekonominya.. Teori strukturalis: sebab inflasi
adalah dari ketidakelastisan struktur ekonomi.
Pengaruh Inflasi terhadap
perekonomian adalah Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif,
Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi, Inflasi Menimbulkan
Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan. Menimbulkan Masalah Neraca
Pembayaran. Pengaruh Inflasi Terhadap Individu dan Masyarakat adalah
Memperburuk Distribusi Pendapatan, Pendapatan Riil Merosot, Nilai riil tabungan
merosot
Upaya yang dapat digunakan
untuk mengatasi inflasi menggunakan kebijakan moneter (Politik
Diskonto, Politik
Pasar terbuka, Politik
Persediaan Kas, Pengawasan
kredit secara selektif) dan Kebijakan Fiskal (Pengaturan Pengeluaran Pemerintah, Menaikkan Pajak)
DAFTAR PUSTAKA